JAKARTA, MF – Seminggu setelah Lurah memfasilitasi pertemuan antara RT dan Ketua RW 09 Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat terkait polemik pemecatan dua petugas keamanan itu kian memanas.
Penelusuran dari mediafocus.id, bahwasanya permasalahan di RW 09 Rawa Buaya ini sudah lama terjadi. Beberapa ketua RT sudah pernah melaporkan Burhan kepada Lurah pada tahun 2020 lalu, bahkan menandatangani surat mosi tidak percaya sewaktu pemilihan pertama.
Selanjutnya pada periode berikutnya tidak ada pemilihan ketua RW dan tidak melibatkan para ketua RT sehingga Burhan tetap memimpin menjadi ketua RW 09 Rawa Buaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut pengakuan dari salah satu petugas keamanan yang dipecat Burhan, dirinya merasa tersinggung atas ucapan Burhan yang tidak pantas dengan mengatakan, “mau makan apa keluargamu kalau tidak kerja,” ujarnya.
Pada pertemuan yang difasilitasi Junaidi Lurah Rawa Buaya pada Selasa (11/3) lalu di ruang Kelurahan Rawa Buaya, salah satu petugas keamanan yang dipecat Burhan telah menunjukkan bukti-bukti yang diduga karena arogansi Burhan ke hadapan Lurah, dan perwakilan Kecamatan, namun hingga berita ini tayang belum ada tanggapan dari Lurah kapan diadakan lagi pertemuan seperti yang dijanjikannya saat pertemuan pertama.
Bahkan marak kabar dari masyarakat, Ketua RW Burhan mulai mengintimidasi seorang petugas keamanan yang sudah berusia 60 tahun lebih sambil mengatakan, “ular berkepala dua”.
Hal ini membuat petugas keamanan lain yang mendengarnya tidak terima dan situasi semakin memanas.
Sampai berita ini tayang, belum ada tanggapan lagi dari Lurah, LMK RW 09 dan Ketua RW Burhan terkait penyelesaian selanjutnya tentang polemik ini.
Beberapa Ketua RT, warga dan petugas keamanan meminta untuk Lurah menonaktifkan Ketua RW sampai benar-benar di wilayah Rw 09 Kelurahan Rawa Buaya kondusif.
(jm)